gemilangekspres.com- NABI Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu
saat, di kala Nabi hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Mueeza sedang
terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan
kesayangannya itu, Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri
Mueeza dari jubahnya.
Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza
terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, Nabi
menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing
itu sebanyak 3 kali. Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima
tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh dipahanya.
Salah satu sifat Mueeza yang Nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika
mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti
lantunan suara adzan. Kepada para sahabatnya, Nabi berpesan untuk
menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyanyangi keluarga sendiri.
Hukuman
bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam
sebuah hadist shahih Al Bukhari, dikisahkan tentang seorang wanita yang
tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya
untuk mencari makan sendiri, Nabi Muhammad SAW pun menjelaskan bahwa
hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.
Dari Ibnu Umar ra
bahwa rasulullah saw bersabda, “Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka
karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan
tidak diperkenankan makan binatang-binatang kecil yang ada di lantai,”
(HR. Bukhari).
Nabi menekankan di beberapa hadis bahwa kucing itu
tidak najis. Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas
minum kucing karena dianggap suci.
Kenapa Rasulullah Saw yang
buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis? Lalu,
bagaimana Nabi mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis?
Keistimewaan
Kucing Fakta Ilmiah 1 : Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi
untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan
dengan sentuhan otot manusia. Permukaan lidah kucing tertutupi oleh
berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut
seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan
kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh
dari lidahnya. Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih
yang paling canggih, permukaannya yang kasar bisa membuang bulu-bulu
mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.
Fakta
Ilmiah 2 : Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan
berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam
telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor. Pada bagian-bagian tersebut
dilakukan pengambilan sample dengan usapan. Di samping itu, dilakukan
juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus diambil juga
cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya. Hasil yang
didapatkan adalah: – Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif
berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang. – Perbandingan yang
ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari
cairan yang diambil dari dinding mulut. – Cairan yang diambil dari
permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman. – Sekalinya ada
kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok
kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh
manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus,
dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan. – Tidak
ditemukan kelompok kuman yang beragam. – Berbagai sumber yang dapat
dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing
tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
Komentar Para Dokter Peneliti
–
Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan
Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. –
Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit. – Dr. Gen Gustafsirl
menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing, – Manusia
1/4 anjing, kucing 1/2 manusia. – Dokter hewan di rumah sakit hewan
Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat
pembersih yang bemama lysozyme. – Kucing tidak suka air karena air
merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih
pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll) – Kucing juga sangat
menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan
tidak dekat-dekat dengan air. – Tujuannya agar bakteri tidak berpindah
kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh
kucing.
Fakta Ilmiah 3 : Dan hasil penelitian kedokteran dan
percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa
badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih daripada
manusia.
Fakta Ilmiah Tambahan : Zaman dahulu kucing dipakai
untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz baik buat kesehatan selain itu
mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress.
Sisa makanan
kucing hukumnya suci. Hadist Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan
bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan
air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum.
Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.
Kabsyah
berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?” Ia
menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW prnh bersabda,
“Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah
(binatang rumahan),” (H.R At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu
Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang
menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah.
Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam
bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju
bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu,
Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.
Nabi
ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing
termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak
ada najis.”
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan
ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk
bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang
shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah
Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur.
Datanglah seekor
kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur
tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh
kucing, dan Aisyah memakannya.
Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak
najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah
Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing.” (H.R AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq,
dan Al-Daruquthni).
Hadis ini diriwayatkan Malik, Ahmad, dan imam
hadits yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang, yang badan,
keringat, bekas dari sisa makanannya adalah suci, Liurnya bersih dan
membersihkan, serta hidupnya lebih bersih daripada manusia. Mungkin ini
pula-lah mengapa Rasulullah SAW sangat sayang kepada Muezza, Kucing
kesayangannya. [fzl/islampos/berbagaisumber]
No comments:
Post a Comment